Duta Peduli Autis di Sekolah SMAN 74 Jakarta dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia
Waktu :Kamis, 5 November 2015
Pukul :07.30-10.00
Lokasi :SMAN 74 JAKARTA
Jumlah siswa/peserta :58 orang
Hadir:
Ketua : Muhammad Towaf
Anggota :
1. Abdurahman Rifqi
2. Aji Sukmo W
3. Rifqi Waladi W
4. Risky Budi Pratomo
5. Wirawan Trykusuma
Di hari kedua saya (Abdurrahman Rifqi) dan kelompok saya datang ke SMA 74 pada tanggal 5 November dan jam 09.00 seperti yang sudah kita sepakati antara tim dan pihak sekolah. Kebetulan saat kami sampai sedang jam istirahat, jadi kami sarapan dulu di kantin bersama beberapa murid yang sedang istirahat. Murid SMA 74 pun sangat antusias menyambut kami mereka tertarik dengan topik "AUTISM is Not Joke" jadi kami memberikan beberapa sticker kepada mereka sambil berbincang di kantin. Kemudian saya dan tim masuk ke kelas-kelas pada jam ke 3 & 4.
Seperti pertemuan pertama kita menggunakan metode Classroom. kami memakai 1 jam mata pelajaran kami mengambil 2 kelas dan 1 kelas diisi oleh langsung oleh semua tim. Kami pun melanjutkan tentang sosialisasi "Autism is not joke" karena pada pertemuan pertama kita hanya mengenalkan pemahaman dasar tentang autis pada pertemuan ini pun kami mengajarkan lebih dalam bahwa autis itu bukan sebuah penyakit dan kita harus merangkulnya bukan malah menjadikanya sebuah lelucon atau candaan.
Tak disangka murid di hari ke- 2 ini sangat antusias dalam mendengarkan kita membawakan materi. Saya dan tim membawan materi dengan teknik SerSan (Serius tapi Santai) dan di selingi candaan agar para murid tidak bosan. Di akhir sesi para murid banyak sekali yang memberikan pertanyaan tentang topik.
Adapun hasil dari kegiatan sosialisasi kami di SMAN 74 Jakartapada hari pertama ini sangat amat memuaskan, para murid sangat antusias saat presentasi berlangsung dan aktif menjawab pertanyaan yang kami berikan saat akhir presentasi. dan pada pertemuan ini pun kami menjelaskan bahwa autis itu bukanlah sebuah lelucon. ada banyak penderita autis yg tersakiti apabila menjadikan autis itu sebagai bahan lelucon. kami pun kembali menjelaskan tentang lembaga yang menangani autis yaitu MPATI dan kembali mengajak siswa untuk bergabung dalam gerakan "Autism is not joke" dan pada hari itu sosialisasi pun selesai dengan baik.